Pajak Rokok Vs Kerugian Negara Akibat Rokok

Kapanlagi.com – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok (Komnas PMM) menyatakan perang terhadap rokok bersamaan dengan hari tanpa tembakau sedunia yang jatuh pada hari Selasa (31/5).
“Kami mendorong agar profesi kesehatan turut berperan aktif dalam perang terhadap tembakau,” kata Ketua Komnas PMM Prof Dr Faried Anfasa Moeloek, di Jakarta, Senin.

Mantan Menteri Kesehatan itu juga mengatakan bahwa walaupun dampak buruk dari penggunaan rokok sudah lama diketahui para profesional kesehatan, namun belum ada upaya sistematik dan terus menerus untuk mengurangi perilaku tersebut.


Oleh karena itu menurutnya, tepat jika thema tahun ini adalah “Profesional Kesehatan Perang Terhadap Tembakau” dan meminta mereka menjadi panutan dalam kampanye anti rokok.

Selain itu para profesional kesehatan juga diminta menolak kerjasama dan segala jenis sumbangan dari industri tembakau, melarang promosi atau penjualan produk-produk tembakau dan mendukung kegiatan kampanye kawasan publik dilarang merokok.

Ia juga mengakui, sikap para profesional kesehatan yang belum banyak terlibat dalam kampanye anti rokok telah dimulai sejak mereka kuliah, dimana pada kurikulum pendidikan profesi kesehatan kurang membahas aspek tembakau secara lebih luas.

Bahkan, dalam diskusi kesehatan beberapa waktu lalu di Jakarta, Dr Kartono Muhammad sempat mengutarakan ide bahwa salah satu prasyarat calon mahasiswa kedokteran adalah individu yang tidak merokok.

Sehingga tidak heran jika ternyata sangat sulit mengharapkan peran serta para profesi kesehatan khususnya yang memiliki kebiasaaan merokok untuk turut memerangi rokok.

Melihat kondisi itu Farid yang juga Ketua PB IDI tersebut tidak secara tegas menyatakan bahwa pihaknya akan memberikan sangsi tegas bagi para dokter atau petugas kesehatan lainnya yang masih memiliki kebiasaan merokok.

Tapi ia hanya mengatakan bahwa pihaknya mengikuti saja peraturan yang dikeluarkan pemerintah daerah.

“Kami sangat mendukung upaya Pemprov DKI Jakarta dalam memberikan sanksi bagi para perokok yang tidak mengindahkan peraturan dan kami juga segera mengajukan untuk membuat larangan merokok bagi para pekerja kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit hingga Puskesmas,” kata Farid.

Ia menambahkan, pihaknya mendukung upaya pemerintah untuk menaikkan cukai rokok, sehingga hal itu diharapkan dapat menghambat generasi muda merokok karena harganya makin mahal.

Ia mengatakan, berdasarkan hasil riset di Eropa bahwa kerugian yang diakibatkan oleh prilaku merokok masyarakat mencapai tiga sampai empat kali pendapatan negara tersebut.

“Artinya jika pendapatan pemerintah Rp30 triliun maka kerugian akibat merokok adalah Rp120 trilyun,” ujar Farid.

Padahal menurutnya, selisihnya senilai Rp90 trilyun jika dikonversikan untuk menanggulangi masalah kekurangan gizi di seluruh pelosok tanah air, maka problem tersebut bisa diselesaikan dalam waktu hanya tiga bulan.

Saat ini pemerintah belum meratifikasi Konvensi Internasional Pengendalian Tembakau (FCTC) yang telah dijadwalkan Juni 2004. Akibatnya Indonesia terancam tidak mendapatkan bantuan kesehatan dan lainnya dari WHO yang dikirimkan ke pelosok desa-desa.

“Indonesia juga dianggap tidak konsekwen dan peduli terhadap kesehatan generasi muda,” kata Ketua Wanita Indonesia Tanpa Tembakau, Nitayudi.

Akibat lainnya menurut Moeleok, Indonesia agak dicemooh dari sisi pergaulan internasional karena belum meratifikasi Konvensi Internasional Pengendalian Tembakau (FCTC).

Selain ancaman bahaya rokok, saat ini pemerintah sedang dihadapkan dengan wabah penyakit polio, busung lapar dan ancaman pencemaran akibat timbal (timah hitam) yang dihasilkan dari emisi kendaraan bermotor. (*/erl)

26 Komentar

  1. gery berkata:

    1. menurut saya perlu kesadaran masyarakat tentang begitu besar akibat perokok….

    2. Menurut saya masyarakat tidak akan berhenti merokok jika perusahaan industri rokok tidak di hentikan.

    3. Perlu adanya Perda untuk menegaskan UU ttg merokok

    4. Terima kasih

  2. MAPALA STTG berkata:

    ada orang yg bilang kyk gini: “sy tu benar2 benci sm yg namanya Rokok, krn saking benciny sm rokok, sy mw membakar pabriknya, tp krena sy tidak sanggup membakar pabriknya akhirnya saya membakar produk nya saja”.

  3. panoes berkata:

    rakyat Indonesia miskin karena rokok!!!

  4. copperfield berkata:

    mas.. bisa jelasin dengan detail n spesifik, knp rokok menyebabkan negara rugi 120 T?

    1. kurotsuki berkata:

      Karena dengan merokok, banyak orang yang terkena penyakit seperti kanker paru-paru. Dan menurut statistika, mayoritas perokok berat justru dari kalangan masyarakat miskin. Nah … kalau masyarakat miskin yang kena, kalau saya ga salah anggapan nih yah, biasanya pemerintah sering diwajibkan turun tangan untuk membantu pengobatannya. Misalnya pengobatan gratis dari RSU dan semacamnya. Padahal, walaupun gratis untuk rakyat, pengobatan ini tidak gratis karena perlu modal. Darimana modalnya? Pemerintah. Semakin banyak rakyat miskin yang merokok, semakin banyak rakyat miskin yang terpapar penyakit akibat rokok, dan semakin besar pengeluaran pemerintah dalam bidang pengobatan yang seharusnya bisa dicegah dengan tidak merokok.

      Masih kurang jelas mas?

      1. beritaku berkata:

        Mas tolong saya jelaskan
        ” kalau masyarakat miskin yang kena, kalau saya ga salah anggapan nih yah, biasanya pemerintah sering diwajibkan turun tangan untuk membantu pengobatannya. Misalnya pengobatan gratis dari RSU dan semacamnya. Padahal, walaupun gratis untuk rakyat, pengobatan ini tidak gratis karena perlu modal. Darimana modalnya? Pemerintah”

        menurut saya ” mereka memberi rokok, mereka kena pajak, bahkan tidak dipungkiri lagi pajak rokok menempati perolehan pajak tertinggi. Kalau urusan pengobatan gratis untuk sakit yang diakibatkan oleh rokok, kok bagi saya aneh, Sakit orang miskin lebih banyak karena lingkungan dan kurang gizi. Jangan membelokkan karena mereka perokok terus menyebabkan sakit orang lain (masih ada sebab lain).

        Coba kenapa pemerintah tidak membuat rehabilitasi atau program apapun untuk mengurangi perokok, sedangkan untuk penderita narkoba, pemerintah membuat rehabilitasi, padahal mereka (perokok) penyandang pajak tertinggi. Sedangkan mana ada pemakai narkoba membayar pajak (kalau pajak ke opnum itu udah beda)

        Maaf saya bukan melakukan pembenaran bagi para perokok, tapi saya hanya memperlihatkan kepada semua orang dan pemerintah atas tidak adilnya memperlakukan para perokok.

  5. herman berkata:

    kalo nggak merokok,mau dibuat kemana para pekerja rokok nya,,
    hampir ribuan orang yang bekerja jadi buruh di pabrik rokok,,kalo pabrik rokok tutup maka makin banyak pengangguran donk…

    1. wasis berkata:

      kebon tembakau ganti dengan tebu.. teh.. kopi.. sawit.. bereskan masalah pengangguran

      1. kurotsuki berkata:

        Dengan adanya tebu, teh, kopi, sawit … apalagi beras, kita bisa mengurangi impor bahan2 tersebut. Kalau bahan2 tersebut melimpah, otomatis akan tumbuh lagi usaha2 kecil yang mengolah hasil2 tani tersebut. lapangan pekerjaan lagi kan.

        Dulu waktu krismon. PHK besar-besaran. Bisa bertahan tuh. Bisa kembali kerja lagi. Sudah sifat manusia untuk bertahan hidup.

  6. dedi wahyudin berkata:

    kami sedang melaksanakan Road Show PHBS d sekolah, mudah2an ini jd langkah positif…….amin

  7. sari hardiani berkata:

    salah satu cara yah dengan menaikkan harga rokok agar orang miskin yang gak tau diri itu berhenti

  8. bayupratama berkata:

    pikir sebelum b’komentar;

    pasti banyak pengangguran kalo pabrik rokok d tutup ;
    pikir 2 yaaaaaa

    1. teukufarhan berkata:

      Bagi orang yg tidak percaya Tuhan dan tidak percaya ada banyak jalan rizki lain, jawabannya “Ya”

    2. kurotsuki berkata:

      Dulu waktu krismon. PHK besar-besaran. Bisa bertahan tuh. Bisa kembali kerja lagi. Sudah sifat manusia untuk bertahan hidup. Pikir pikir yaaaa…

  9. ROOLY berkata:

    ROKOK HERBAL BAIK UNTUK PEROKOK
    PENGERTIAN ROKOK HERBAL
    Istilah Herbal dalam dunia pengobatan memiliki makna yang luas, yaitu segala jenis tumbuhan dan seluruh bagian-bagiannya yang mengandung satu atau lebih bahan aktif yang dapat dipakai sebagai obat (therapeutic). Herbal di kenal juga sebagai tanaman obat yang salah satu, sebagian, atau seluruh bagiannya mengandung zat atau bahan yang berkhasiat baik bagi kesehatan tubuh. Bagian yang dimaksud bisa daun, batang, akar, umbi, buah atau bunga. Di dalam herbal atau tanaman obat itu terdapat kumpulan zat-zat yang memiliki beberapa efek farmakologi karena komposisi kandungan yang terdapat dalam tanaman obat itu bersifat konstruktif yaitu bersifat membangun organ, sel dan sistem tubuh.

    Dalam Ensiklopedia, pengertian Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Menurut Framework Convention on Tobacco Control (FCTC)-WHO, produk tembakau adalah produk yang dibuat dengan menggunakan seluruh atau sebagian dari daun tembakau sebagai bahan dasar yang diproduksi untuk digunakan sebagai rokok yang dikonsumsi dengan cara dihisap, dikunyah, atau disedot. Produk tembakau khususnya rokok dapat berbentuk sigaret, kretek, cerutu, lintingan, menggunakan pipa, tembakau yang disedot, dan tembakau tanpa asap.

    UNTUK PEMESANAN HUBUNGI CHAIRUL SARTO UTOMO
    TELP 085859467928
    PER KORPRI BLOK Q 3 NO 18
    SEMARANG
    024 6720202 info di herbalmodern.blogspot.com

  10. Lagi-lagi alasan pergaulan internasional dan bantuan luar negeri, yang muaranya adalah tekanan asing. Tak perlu membebek, mesti punya jati diri, industri rokok adalah aset yang turut mambangun bangsa, baik dibidang ekonomi, pendidikan, olahraga maupun lingkungan, sementara tembakau menjadi kekuatan sektor pertanian yang cukup mensejahterakan petani melebihi komoditas tanaman lainnya. Apakah asing peduli dengan semua ini?

    1. kurotsuki berkata:

      Iya …. dan sekaligus turut membunuh rakyatnya secara perlahan-lahan dan menyakitkan. Apakah anda pernah peduli kalau rakyat miskin yang merokok itu kena kanker paru-paru?

      +1 … -10 …. tetep aja negatif (-_-)a

  11. hmmmm yang mau dikendalikan tembakau atau rokok yaaa…. sedikit yang saya tahu kandungan rokok “luar negeri” kan beda dengan kandungan rokok “dalam negeri”, bahkan ada berita yang menyebutkan tembakau dari beberapa perusahaan rokok di indonesia “sudah” beli dari luar negeri.(http://www.indonesiafinancetoday.com/read/6623/Produsen-Rokok-Impor-30-Tembakau ; http://www.mediaindonesia.com/read/2011/06/16/234753/21/2/Tembakau-dan-Rokok-Impor-Gerus-Produk-Lokal). rasanya agak aneh karena justru hasil bumi indonesia tidak diproteksi/dilindungi malah produk luar negeri yang dibeli… atau semua regulasi bisa diatur asal “wani piro?”

  12. petani berkata:

    coba baca http://www.tembakausehat.com. banyak hal berguna dari daun tembakau.

  13. 3 sudut berkata:

    Ini pasti di tunggangi..
    Dada ini makin sesak nafas, bukan sesak nafas karena rokok, tapi sesak nafas karena sistem human error

    1. arz berkata:

      Ditunggangi?
      Pernahkah berpikir kalau industri rokok luar negeri (terutama di barat) itu sudah semakin kehilangan pasar gara-gara kebijakan yang lebih ketat (Kebijakan ketat itu dibuat untuk melindungi konsumen ya).
      Akhirnya, ramai-ramailah industri rokok dari Amrik itu datang ke Indonesia dengan misi membunuh anak-anak bangsa (disini orang masih berdebat apakah rokok berbahaya untuk kesehatan). Industri rokok memang memberi pekerjaan buat petani, tapi perusahaan rokok besar itulah yang dapat untung paling banyak.
      Yang mau menunggangi adalah perusahaan rokok besar itu untuk terus bisa bercokol di Indonesia, bukan orang-orang yang kampanye anti rokok.

  14. Steven berkata:

    sifat dunia : hukum rimbah. dunia hanya mengambil dari yang bodoh, dan tidak berkwalitas dan memberi dan memperkaya yang pintar dan berkwalitas yang sungguh sunguh memperjuangkan apa yang dia pikir benar dan tidak ragu2. Dari BUAHNYA kalian mengenal POHONNYA. Orang tidak memetik buah anggur dari semak duri atau orang tidak memetik buah tomat dari pohon salak….. Semoga teman teman bisa menjadi terang bagi sesama . . . . keluarga . . . . agama . . . . Bangsa . . . . Negara . . . . teman . . . . . . . planet kita ini . . . . . kalau terlalu berat cukup jadi terang buat diri sendiri aja . . . . Terimakasih dan mohon maaf jika teman tidak suka.

  15. Badrul M berkata:

    Yang jelas menurut majalah Forbes, tiga orang terkaya di Indonesia adalah pengusaha rokok. Mereka (Djarum, GG dan Sampoerna) ganti-gantian saja menjadi orang terkaya di Indonesia. Menurut majalah Forbes ini, tahun lalu Budi Hartono (pengusaha Djarum) yang terkaya dengan kekayaan lebih dari 129 trilyun rupiah (ckckckck….). Kemudian GG dengan kekayaan lebih 99 trilyun rupiah. Total kekayaan ketiganya lebih dari 300 trilyun rupiah. Nah, menurut BPS, lebih dari 70% perokok adalah orang yang berpenghasilan rendah (seperti buruh angkat, tukang, supir, nelayan, petani, tukang ojek dan pegawai rendah). Hanya kurang 30% perokok yang berpenghasilan sedang sampai tinggi. Artinya, orang-orang miskin berpenghasilan rendah inilah yang menjadikan taipan juragan rokok ini menjadi orang yang kaya raya (super kaya). Atau juga berarti, taipan pengusaha rokok inilah yang semakin memiskinkan rakyat Indonesia.

    1. Admin berkata:

      “…Nah, menurut BPS, lebih dari 70% perokok adalah orang yang berpenghasilan rendah (seperti buruh angkat, tukang, supir, nelayan, petani, tukang ojek dan pegawai rendah). ” >>>>>> super sekali pak infonya. trims 🙂

  16. trisnomarsa1isno berkata:

    Gimana si miskin…. dan si “awam” orang yang pinter-pinter aja pada ngebelain perokok dan merokok….. padahal jelas “merokok itu tidak baik”

  17. purbarach80 berkata:

    makanya pemerintah jangan selalu ambil keuntungan dari rokok. Pernah dulu, untuk menaikan gaji sebuah angkatan dengan menaikkan harga rokok, padahal belum lagi lama pajaknya naik. Ini namanya munafik; mengambil keuntungan dari korban2 perokok. Coba pemerintah ambil cara lain; karena sudah bermacam2 cara gak pernah mempan; misalnya suruh tuh pabrik rokok mengurangi produksinya. Teruuu…sss saja sedikit demi sedikit dikurangi sampe langka di pasaran. Buktinya perokok berat kalau tinggal di gunung bisa tuh brenti ngerokok, karena memang gak ada yang jual rokok. Rokok bukan untuk dihujat dan diperangi. Trus pajaknya yang semakin dilambungkan ke mana larinya? Ada di mana tuh sang hasil pajek? Makanya segala pajak harus ke rakyat juga kegunaannya, bukan masuk masing2 kocek yg memanfaatkan jabatan. Berapa ribu karyawan rokok yg ada harus sampean pikirkan kalau sampai terjadi ambruknya “kerajaan2” rokok. Yang jelas nih pemerintah sudah bayangin dari trilyunan hasil pejek rokok, makanya emoh bahas soal kesehatan akibat rokok sama WHO. Mending rakyatnya mati keracunan rokok daripada gua jatuh miskin,……..

Tinggalkan Balasan ke Steven Batalkan balasan