Lobi Politik Industri Rokok

Ketika DPR yang salah satu fungsi utamanya melahirkan undang-undang demi kemaslahatan publik justru menghadirkan undang-undang yang mematikan publik, itu adalah kejahatan yang amat fundamental. Sebuah pengkhianatan nurani yang dahsyat. Sama dengan guru yang ternyata melakukan kejahatan pengajaran. Atau wasit yang mencurangi pertandingan. (Editorial Media Indonesia)

Jadi jangan heran, kenapa Rokok sampai sekarang sulit diberantas, jangankan rokok, Narkoba yang merupakan salah satu dampak dari kebiasaan merokok saat ini makin menggila. Melihat fakta ini, kita harusnya tidak melulu menyalahkan pemerintah, karena saya yakin pemerintah punya itikad baik untuk menghentikan peredaran RACUN YANG DILEGALKAN ini. Pemimpin yang visioner tentu tidak akan mengorbankan harga diri dan martabat bangsanya demi membela sebuah Industri mental tempe seperti Industri Rokok yang geliatnya semakin menjadi-jadi dengan berkedok beasiswa,bantuan sosial,mengurangi jumlah pengangguran,dan berbagai macam trik konyol yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang waras.

Mafia DPR merupakan sasaran empuk para industri rokok untuk tidak meloloskan undang-undang pengendalian tembakau seperti yang telah diterapkan oleh negara-negara maju dan berkembang selain Indonesia. Sebagian dari Omzet Industri rokok yang menggiurkan cukup untuk mengunci mulut para mafia DPR untuk tidak meloloskan undang-undang pengendalian tembakau.

Tidak hanya wakil rakyat, rakyat jelata sampai orang berada juga memiliki tanggung jawab moral yang lebih besar karena mereka dengan sengaja akibat sudah kecanduan zat adiktif rokok yang tidak ada bedanya seperti orang kecanduan narkoba mengkampanyekan budaya merokok kepada generasi penerus bangsa. Bahkan, di era informasi ini bukan hanya lelaki namun wanita seperti dianggap sudah lazim jika ada yang merokok. Barusan saya melihat tayangan salah seorang ahli hipnotis Indonesia yang menghipnotis seorang remaja tanggung gadis yang dihipnotis disaksikan oleh ibunya sendiri, sang ahli hipnotis ini bertanya apa saja kelakuan nakal yang pernah dilakukan lalu gadis ini menjawab, dia pernah merokok bersama teman-teman wanitanya. Bayangkan, betapa hancur dan sakitnya perasaan seorang Ibu mendengar kelakuan anaknya yang tak pernah diperkirakan sebelumnya. Ini semata-mata bukan karena ulah si anak, tapi juga pengaruh lingkungan sekitarnya yang sudah menganggap seorang gadis merokok itu sudah biasa.

Lanjutkan membaca “Lobi Politik Industri Rokok”

2010, Kota Bogor Bebas Asap Rokok

BOGOR–MI: Pada 2010, Kota Bogor ditargetkan sudah menjadi daerah yang bebas asap rokok.

Hal itu terungkap dalam pertemuan perumusan strategi penerapan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) dengan mengambil kebijakan di institusi pendidikan, Balaikota Bogor, Kamis (15/10). Demi tercapainya target tersebut, pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah membuat Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang KTR yang telah diajukan ke DPRD dan hingga kini masih tahap pembahasan DPRD.

Wali Kota Bogor Diani Boediarto yang diwakili Asisten Administrasi Kemasyarakatan dan Pembangunan, Eddy S Warsa, mengatakan, dengan Perda KTR yang akan diterbitkan, diharapkan bisa lebih memacu semangat untuk semua pihak bekerja lebih keras, lebih cerdas, dan lebih ikhlas. “Agar tahun 2010 Kota Bogor bebas dari asap rokok akan bisa terwujud. Makanya, harus ada upaya-upaya yang lebih inovatif dan kreatif dengan lebih banyak lagi melibatkan elemen masyarakat,” kata Edy.
Lanjutkan membaca “2010, Kota Bogor Bebas Asap Rokok”

Indonesia Negara Perokok Terbesar Se-ASEAN

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau, F.A Moeloek mengatakan, Indonesia merupakan negara perokok terbesar di lingkungan negara-negara ASEAN.

“Hal itu berdasarkan data dari The ASEAN Tobacco Control Report tahun 2007. “The ASEAN Tobacco Control Report Card tahun 2007 menyebutkan jumlah perokok di ASEAN mencapai 124.691 juta orang dan Indonesia menyumbang perokok terbesar, yakni, 57.563 juta orang atau sekitar 46,16 persen,” ungkapnya dalam jumpa pers di Gedung Kebangkitan Nasional Stovia, Jakarta, Minggu (11/10).

Menurutnya, pada tahun 2008 Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan Indonesia sebagai negara terbesar ke tiga sebagai pengguna rokok. Lebih dari 60 juta penduduk Indonesia pun, menurutnya, mengalami ketidak berdayaan akibat dari adiksi nikotin rokok. “Dan kematian akibat konsumsi rokok tercatat lebih dari 400 ribu orang per-tahun,” ujarnya.
Lanjutkan membaca “Indonesia Negara Perokok Terbesar Se-ASEAN”