Ingin Berhenti Merokok? Banyaklah Makan Buah dan Sayur


Jakarta, Jika sedang mencoba untuk berhenti merokok, cobalah makan banyak buah dan sayuran. Menurut sebuah penelitian, banyak makan buah dan sayuran membantu para perokok menghentikan kebiasaannya lebih lama.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Nicotine and Tobacco Research ini merupakan yang kali pertama mengamati hubungan antara konsumsi buah dan sayuran dengan upaya berhenti merokok.

Para peneliti dari Sekolah Kesehatan Masyarakat University of Buffalo menyurvei 1.000 orang perokok berusia 25 tahun ke atas lewat telepon secara acak. Peneliti memantau responden 14 bulan kemudian dan menanyakan apakah para responden sudah berhenti merokok beberapa bulan sebelumnya.

Penelitian ini menemukan bahwa perokok yang banyak mengkonsumsi buah dan sayuran 3 kali lebih mungkin berhenti merokok selama minimal 30 hari dibandingkan perokok yang sedikit mengkonsumsi buah dan sayuran. Hubungan ini tetap ada bahkan setelah memperhitungkan faktor lain seperti usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, pendapatan rumah tangga dan orientasi kesehatan.

Peneliti juga menemukan bahwa perokok yang banyak mengkonsumsi buah dan sayur merokok lebih sedikit setiap harinya dan lebih rendah tingkat ketergantungan nikotinnya.

“Penelitian kami sebelumnya memang menemukan bahwa orang yang berhenti merokok selama kurang dari 6 bulan mengkonsumsi lebih banyak buah dan sayuran daripada yang masih merokok. Apa yang tidak kami ketahui adalah apakah orang yang berhenti merokok lebih banyak mengkonsmsi buah dan sayuran atau orang yang makan banyak buah dan sayuran lebih mungkin untuk berhenti merokok,” kata peneliti, Gary A. Giovino, PhD seperti dilansir Science Daily, Jumat (8/6/2012).

Khasiat ini diduga karena mengkonsumsi banyak buah dan sayuran bisa menekan ketergantungan nikotin. Atau bisa jadi karena konsumsi serat dari buah dan sayuran membuat orang merasa lebih kenyang. Perokok terkadang sulit membedakan antara rasa lapar dengan keinginan untuk merokok.

Berbeda dengan beberapa makanan yang dikenal dapat memicu rasa tembakau seperti daging, minuman berkafein dan alkohol, buah-buahan dan sayuran tidak memicu rasa tembakau. Bahkan buah dan sayur sebenarnya dapat memperburuk rasa tembakau.

“Jumlah perokok di AS masih terus menurun, namun tingkat penurunannya melambat selama beberapa puluh tahun terakhir. 19 persen orang Amerika masih merokok, banyak di antaranya yang ingin berhenti,” kata Giovino.

Temuan ini menyarankan bahwa mengubah pola makan bisa menjadi cara yang penting untuk membantu perokok menghentikan kebiasaannya. Di samping itu, kebijakan lain yang telah terbukti menekan angka perokok juga perlu dilaksanakan. Misalnya menaikkan pajak tembakau, melarang iklan dan terus mengkampanyekan anti rokok lewat media.

 

Sumber : http://health.detik.com/read/2012/06/08/142809/1936351/763/ingin-berhenti-merokok-banyaklah-makan-buah-dan-sayur

Berhenti Merokok Bisa Lewat Bekam


TRIBUNKALTENG.COM, BATAM – Kebiasaan buruk merokok bisa memicu terbentuknya oksidan (radikal bebas). Sebab di dalam kandungan rokok itu terdapat produktifitas H2O2 meningkat secara drastis. Jika hal itu terjadi maka antioksidan akan menurun. Zat racun di dalam rokok, seperti H2O2 akan merusak spektrin (kulitnya sel darah merah) bahkan deformabilitas (elastisitas) eritrosit menurun tajam.

Jika eritrosit tidak elastis maka ia tidak mampu melewati mikrovaskuler (kapiler). Akibatnya terjadi gangguan oksigenasi sel. Hal ini seperti yang dipaparkan oleh alumni S2 bidang llmu Kedokteran Dasar (Patobiologi) Program Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Jawa Timur tahun 2010, Wahyudi Widada SPk MKed. Dia memaparkan kajian ilmiahnya itu dalam Talkshow Ramadan di Mega Mall, Batam Selasa (16/8/2011) kemarin.

“Terapi mengeluarkan darah dari permukaan kulit atau bekam merupakan cara pengobatan yang sangat hebat. Prinsip kerjanya mengeluarkan darah dari area tertentu melalui media punggung atau bagian lainnya. Ketika darah dihisap keluar melalui alat maka kandungan sel-sel darah yang rusak akan diganti (regenerasi sel darah merah) oleh ginjal dan sumsum tulang,” jelas Wahyudi Widada SPk MKed.

Dalam tesis yang pernah dibuat tahun 2009 lalu, jelas dia, bekam bisa menstimulasi produksi eritrosit baru dan mengganti eritrosit lama yang dikikis karena terpapar oksidan. Menurutnya, jenis penelitian yang pernah dilakukan itu bersifat quasy experimental. Pada penelitiannya, pembagian kelompok subjek penelitian dibagi menjadi dua. Pertama Kelompok K-0 sebagai kontrol, caranya dilakukan dua kali pengambilan darah pada vena mediana cubiti sebanyak 4 mililiter (4 cc), yaitu pada hari pertama dan hari ke-15.

Selanjutnya kelompok K-1 dilakukan sebagi kelompok perlakuan 15 menit sebelum bekam dan 15 hari setelah bekam diambil darah melalui vena mediana cubiti sebanyak 4 mililiter. Kesimpulan dari penelitian (tesis) dia selama ini mengungkapkan nilai deformabilitas eritrosit sebelum perlakuan adalah terendah 85,39 persen dan tertinggi 99,05 persen serta rerata 93,27 persen. Dan nilai deformabilitas eritrosit sesudah perlakuan adalah terendah 91,05 persen, tertinggi 99,56 persen serta rerata 96,72 persen.

“Selain niat yang kuat, dengan terapi bekam bisa mengurangi rasa kecanduan pada seseorang yang sudah lama ingin berhenti merokok,” urai Wahyudi Widada menegaskan.

Editor : edi_nugroho
Sumber : Tribunnews

Kisah Nyata : 1 Bulan Tanpa Rokok

Saat ini sudah 1 bulan atau tepatnya 4 minggu hidup tanpa rokok. Bagi saya ini hal yang luar biasa dan perlu dirayakan hahahah…yup 1 bulan secara finansial artinya saya menghemat 390.000 rupiah (saat ini harga rokok marlboro light 13.000 sebungkus ditempat saya). Lumayan….

Luar biasa artinya bagi saya, orang yang dulu selalu bilang ga tahan kalo ga ngerokok saat rapat, orang yang selalu merokok disetiap kesempatan, dulu bagi saya rokok seperti jati diri saya kalau ga ngerokok ya bukan saya namanya. Hari ini saya membuktikan kepada diri saya sendiri bahwa apa yg dulu saya pikirkan adalah salah besar!

Saya bisa tidak merokok untuk 2 jam, 3 jam, 1 hari, 1 minggu, dan sekarang 1 bulan pun saya sanggup tidak merokok sama sekali. Jati diri saya adalah saya sendiri, saya tetap saya meskipun tanpa rokok. Saya bisa melewati berbagai moment tanpa merokok, saat senang…saat susah semuanya tanpa rokok dan tidak ada yang berubah. Kesenangan terasa menyenangkan meski tanpa rokok, kesedihan tetap terasa pedih dengan atau tanpa rokok.

Efek kekurangan zat juga nampaknya sudah mulai mereda, beberapa hari ini saya tidak mengalami gejala depresi lagi. Berat badan bertambah 1 kilo, ah tapi nanti saja dipikirinnya rasanya nurunin berat badan ga sesusah berhenti merokok. Keinginan merokok masih ada tapi dorongannya mulai melemah, pikiran-pikiran untuk merokok kadang muncul kira-kira 1 kali dalam 2-3 hari. Subtitusi juga sudah ga diperluin lagi, saat sesudah makan saya sudah terbiasa dengan minum segelas air putih atau mengkonsumsi buah segar untuk menghilangkan aroma makanan yang tersisa dimulut.

Hari ini saya posting lagi di twitter, “1 bulan tanpa rokok, retweet if you support me!!” dan hasilnya sudah pasti banyak yang nge-retweet…senang liatnya karena merasa banyak orang yang mendukung keputusan saya.

Sumber : marlborolight75.blogspot.com

Fatwa Haram Merokok Agar Diterapkan di Sekolah

By Republika Newsroom
Rabu, 28 Januari 2009 pukul 15:42:00

GRESIK– DPRD Gresik meminta kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) setempat untuk menindaklanjuti fatwa MUI mengenai haram merokok bagi anak-anak di lingkungan sekolah. Karena rokok telah menjangkiti hampir 40 persen lebih pelajar SMA dan bahkan siswa SMP di Gresik

“Lingkungan pendidikan utamanya SMP dan SMA harus menempelkan tulisan atau larangan merokok kepada anak didiknya. Karena sedikitnya ada 40 persen lebih pelajar SMP dan SMA di Kabupaten Gresik sudah menjadi perokok aktif,” terang Wakil Ketua DPRD Gresik Munawai (28/1)

Menanggapi banyaknya kalangan ulama yang menolak fatwa tersebut, anggota DPRD yang mencalonkan kembali menjadi caleg ini menjelaskan, ditelorkanya fatwa tersebut karena sudah berbagai pertimbangan dari sudut pandang agama maupun perilaku masyarakat.

“Fatwa kan hanya bersifat himbauan karena ada nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan agama yang hilang. Kalau yang tidak sepakat mungkin Kyainya juga perokok berat,” kritik Munawi. Artinya lanjut dia, fatwa MUI secara formal bukan pengganti/lebih tinggi dari perda ‘larangan merokok’. “Apalagi sampai ada tudingan bahwa fatwa ini menjadi dasar.”

Lanjutkan membaca “Fatwa Haram Merokok Agar Diterapkan di Sekolah”

Rokok vs Ekonomi: Mitos dan Fakta


Mitos:

Industri rokok memberikan kontribusi pemasukan negara dengan jumlah besar.

Fakta:

Negara membayar biaya lebih besar untuk rokok dibanding dengan pemasukan yang diterimanya dari industri rokok. Penelitian dari World Bank telah membuktikan bahwa rokok merupakan kerugian mutlak bagi hampir seluruh negara. Pemasukan yang diterima negara dari industri rokok (pajak dan sebagainya) mungkin saja berjumlah besar, tapi kerugian langsung dan tidak langsung yang disebabkan konsumsi rokok jauh lebih besar.
Biaya tinggi harus dikeluarkan untuk membayar biaya penyembuhan penyakit yang disebabkan oleh rokok, absen dari bekerja, hilangnya produktifitas dan pemasukan, kematian prematur, dan juga membuat orang menjadi miskin lebih lama karena mereka menghabiskan uangnya untuk membeli rokok.
Biaya besar lainnya yang tidak mudah untuk dijabarkan termasuk berkurangnya kualitas hidup para perokok dan mereka yang menjadi perokok pasif. Selain itu penderitaan juga bagi mereka yang harus kehilangan orang yang dicintainya karena merokok. Semua ini merupakan biaya tinggi yang harus ditanggung.
Mitos:

Mengurangi konsumsi rokok merupakan isu yang hanya bisa diatasi oleh negara-negara kaya.

Lanjutkan membaca “Rokok vs Ekonomi: Mitos dan Fakta”